Sabtu, 16 Agustus 2025

Breaking News

  • Polres Kuansing Siapkan 920 Personel untuk Pengamanan Festival Pacu Jalur Tradisional 2025   ●   
  • Rutan Pekanbaru Laksanakan Razia Rutin, Pastikan Kamar Hunian Bebas Barang Terlarang   ●   
  • Pastikan WBP Tetap Sehat dan Terlindungi, Dokter Lapas Pekanbaru Berikan Penyuluhan Kesehatan   ●   
  • Mahasiswa UIR Gelar Penyuluhan Kepada Warga Binaan Lapas Kelas IIA Pekanbaru   ●   
  • Pembukaan Tournament Billiard 9 Ball Piala Dandim 0320/Dumai Meriahkan HUT RI ke-80   ●   
Gagal Ukur Lahan Yang Ditembok Dilakukan Diduga Mafia Tanah Chun Fuc/PT JIP  Sujed Edward Simanjuntak SH MH: Tangkap Mafia Tanah!
Sabtu 10 Juli 2021, 20:10 WIB

Medan, Jetsiber.com- Untuk kedua kali Petugas Badan Pertanahan Negara (BPN)  dan Petugas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu)  sesuai Surat Perintah Tugas  dari Bapak Kapoldasu  Irjen Pol Panca Simanjuntak  No  /SP/GAS/ VII/ 2021 Ditreskrimum mengawal mengukur lahan  warga yang lahan sah yang memiliki Surat Hak Milik (SHM) BPN.yang

ditembok tanpa izin dari Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang (DKPPR) Kota Medan di Jln Abdul Hakim Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Sei Selayang Medan, Kamis 7 Juli 2021 lalu

"Permisi, kami dari  Poldasu bersama BPN minta izin  hendak mengukur titik Nol lahan warga," kata Kasubdis Poldasu AKBP Maringan Simanjuntak dengan humanis.

Lalu salah seorang pria paro baya penjaga lahan mendekati pintu seraya  membuka pintu gerbang pos jaga berkata, "Bos sedang tidak ada di sini, dia sedang berada di Capital, tak bisa datang, Pak" kata salah seorang penjaga didampingi beberapa orang pemuda tak dikenal warga.

Lalu Maringan meminta agar menghubungi bos perusahaan Chun Fuk/Jaguar Inti Perkasa tersebut lagi tapi tak terdengar panggilan, sekonyong-konyong menghubungi lewat HP milik penjaga lahan tapi tak ada jawaban lagi,

"Tolong hubungi lagi!"  kata Maringan meminta kepada penjaga lahan namun tak ada jawaban.

"Nah kita sudah menyuruh menghubungi  hal yang sama namun tak diangkat Chun Fuk/PT JIP  tersebut, pengukuran titik kordinat yang seharusnya sudah bisa dilaksanakan meski kami  pihak Poldasu sudah menyurati  pihak Chun Fuc/PT Jaguar Inti Perkasa yang mengaku adalah pihak yang diberi kuasa sudah disammpaikan bahwa PT JIP telah dialihkan PT Angkasa," Kata Maringan menirukan penyampaian penjaga lahan.

Sungguh tak disangka akhirnya puluhan Petugas Poldasu yang mengawal Puluhan Petugas BPN gagal melaksanakan tugasnya yang seyogianya untuk melaksanakan pengukuran titik kordinat lahan karena itu warga pemilik lahan yang datang terkesan sia-sia datang ke tempat kejadian perkara (TKP)

Maringan Simanjuntak menyampaikan, kepada warga pemilik lahan SHM BPN, "Kita kembali dulu mohon maaf,  belum terlaksana saat ini, mudah-mudahan ke depan lebih bisa tercapai dan kami kordinasi dulu dengan BPN, langkah apa yang harus kami lakukan semuanya harus persuasif dan tertib, sesuai aturan " kata Maringan Simanjuntak.


Kordinator lapangan Kol (Purn) H Silitonga tampak hadir bersama pemilik lahan Sitepu, Betsy Ulina Tarigan, Lili Tan, Dedy Priyatna dan lainnya terlihat sangat kecewa di lahan yang diduga dirampas sudah dua tahun dengan membangun tembok tak mengantongi izin di lahan warga yang memiliki Surat Hak Milih dari Balai Pertanahan Negara tersebut sudah berulang kali diagunkan ke Bank Pemerintah.

"Segini rombongan kita hanya sebatas penolakan atau tidak bisa dari dari pihak sana, (lawan),  kok bisa ga terlaksana lho, Pak, artinya semudah itu membatalkan sesuatu persiapan?" tanya salah seorang pemilik lahan marga Sitepu

Kemudian Maringan menjawab lagi, "Mereka sudah jawab sebenarnya tersurat ke kami, kalau pun dia  (pihak perusahaan Chun Fuc PT Jaguar Inti Perkasa: Red)  tidak bisa hadir kita harus minta izin dulu dari pihak perusahaan untuk mengambil titik kordinat, ternyata komunikasi terputus ini. Supaya tidak melanggar aturan dan  kita pun tak bisa menghubungi. Komunikasi dan kordinasi kami dengan pihak BPN mundur dulu, kami akan surati sampai mereka memberi izin supaya kita tidak melanggar aturan, itu rencana kami, Pak!" ucap Maringan Simanjuntak.

Kemudia Sitepu bertanya lagi,  "Kira-kira kapanlah dapat dilaksanakan, ya Pak!, sebab kami-kami ini pemilik lahan sudah tua, dikhawatirkan kami meninggal pula persoalan  lahan tidak juga selesai, karna lahan ini hak kita!," ujar Sitepu lirih memelas.

Terkait pengukuran titik ordinat yang akan diukur tertunda  membuat kecewa para pemilik lahan tersebut, lalu Maringan Simanjuntak menjawab, " Kita akan sesegera mungkin melaksanakannya menidak lanjuti, mungkin besok atau lusa kita akan berkordinasi dengan pihak BPN menyelesaikan masalah ini, kita berdoa semoga kita sehat-sehat dan panjang umur,!" imbuh Maringan Simanjuntak mengakhiri.

Di tempat terpisah  Penasihat hukum warga 17 Kepala Keluarga korban pemilik lahan yang ditembok Sujed Simanjuntak SH MH menyampaikan " Kita sangat kecewa terhadap kinerja Petugas  Poldasu yang seharusnya Presisi menunda pengukuran titik ordinat lahan milik warga yang memiliki SHM BPN sah, dan kita berharap agar Chun Fuk ditangkap juga karena telah membuat resah, susah para petani dan pemilik lahan mengalami selain kerugian materi, tenaga dan pikiran akibat kekerasan, perusakan rumah semi permanen tempat penyimpanan padi  mereka, dua tahun ini kehidupan semakin terancam dampak dibangunnya tembok akses jalan ke lahan tak lagi bisa bertani,  tutur Sujed Edward Simanjuntak kesal.

Namun kata Sujed Simanjuntak,  "Kita berdoa kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT dan berharap lambat atau cepat pasti ada titik terangnya  baik dari Poldasu Presisi maupun Wali Kota Medan  nantinya bertindak tegas dalam melaksanakan janji dan amanah rakyatnya dan menangkap penembok lahan tersebut," imbuh Sujed Simanjuntak SH MH berharap.
(Salomo Panggabean/Red)




Editor :
Kategori : Hukrim
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 



Scroll to top